SENI PERTUNJUKKAN
Created by: Kelompok 4 X TPD: 1.Rasyid Nurdin, 2.Restu Adi Wijaya,3.Romadhon Dwi Nurcahyo,4.Yuda Dian Anggara
(02 Februari 2016)
Seni pertunjukan, dalam Bahasa Inggris
"performance art" adalah karya yang melibatkan aksi individu atau
kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni pertunjukan biasanya melibatkan
empat unsur waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton.
Dalam seni
pertunjukan termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan seni mainstream seperti
teater, tari, musik, dan sirkus, tapi biasanya kegiatan-kegiatan seni tersebut
pada umumnya lebih dikenal dengan istilah seni pertunjukan (performing art).
Seni performance adalah istilah yang biasanya mengacu pada seni konseptual atau
avant garde yang tumbuh dari seni rupa.
Di Indonesia ada beberapa bentuk seni
pertunjukan yang bersumber dari seni pertunjukan daerah-daerah yang tersebar di
seluruh Indonesia. Contoh seni pertunjukan yang disebut juga pertunjukan
tradisional atau teater tradisi itu seperti di bawah ini :
1.
Mamanda
Mamanda adalah seni pertunjukan rakyat yang berasal dari daerah Kalimantan Selatan. Mamanda yang sekarang di sebut teater Mamanda berasal dari kesenian rakyat yang jaman dahulu sering dimainkan dari kampung - kekampung di daerah Kalimantan Selatan ini. Mamanda beranda berasal dari kata "Maman" dan "nda" (paman dan aku). Dibanding dengan seni pementasan yang lain, Mamanda lebih mirip dengan Lenong dari segi hubungan yang terjalin antara pemain dengan penonton. Interaksi ini membuat penonton menjadi aktif menyampaikan komentar-komentar lucu yang disinyalir dapat membuat suasana jadi lebih hidup. Bedanya, Kesenian lenong kini lebih mengikuti zaman ketimbang Mamanda yang monoton pada alur cerita kerajaan.
Mamanda adalah seni pertunjukan rakyat yang berasal dari daerah Kalimantan Selatan. Mamanda yang sekarang di sebut teater Mamanda berasal dari kesenian rakyat yang jaman dahulu sering dimainkan dari kampung - kekampung di daerah Kalimantan Selatan ini. Mamanda beranda berasal dari kata "Maman" dan "nda" (paman dan aku). Dibanding dengan seni pementasan yang lain, Mamanda lebih mirip dengan Lenong dari segi hubungan yang terjalin antara pemain dengan penonton. Interaksi ini membuat penonton menjadi aktif menyampaikan komentar-komentar lucu yang disinyalir dapat membuat suasana jadi lebih hidup. Bedanya, Kesenian lenong kini lebih mengikuti zaman ketimbang Mamanda yang monoton pada alur cerita kerajaan.
Sebab pada
kesenian Mamanda tokoh-tokoh yang dimainkan adalah
tokoh baku seperti Raja, Perdana Menteri, Mangkubumi, Wazir, Panglima Perang,
Harapan Pertama, Harapan kedua, Khadam (Badut/ajudan), Permaisuri dan Sandut
(Putri).
Tokoh-tokoh ini
wajib ada dalam setiap Pementasan. Agar
tidak ketinggalan, tokoh-tokoh Mamanda sering pula ditambah dengan tokoh-tokoh lain seperti Raja dari Negeri
Seberang,
Perompak,
Jin, Kompeni dan tokoh-tokoh tambahan lain guna memperkaya cerita.
2. Tembang Cianjuran
Tembang Cianjuran yang
berasal dari Cianjur ini dahulunya bernama kesenian mamaos. Dinamakan tembang
Sunda Cianjuran sejak tahun 1930-an dan dikukuhkan tahun 1962 ketika diadakan
Musyawarah Tembang se-Pasundan di Bandung. Seni Mamaos merupakan seni vokal
Sunda dengan alat musik kacapi indung, kacapi rincik, suling, dan atau rebab.
Pada awalnya, Cianjuran merupakan revitalisasi dari seni
Pantun. Kacapi dan teknik memainkannya masih jelas dari seni Pantun. Begitu
pula lagu-lagunya hampir semuanya dari sajian seni Pantun. Rumpaka lagunya pun
mengambil dari cerita Pantun Mundinglaya Dikusumah.
3. Wayang Kulit
Kesenian tradisional
yaitu Seni Pertunjukan Wayang Kulit adalah salah satu pertunjukan budaya yang
berasal dari tanah Jawa, Indonesia. Diketahui wayang bersal dari kata "Ma
Hyang" yang artinya menuju kepada sang pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha
Esa. Namun masyarakat Jawa mengartikan kata Wayang sebagai istilah Bahasa Jawa
yang berarti "Bayangan", karena seni pertunjukan ini dimainkan
dibalik layar kain putih (Kelir) dan dipantuli oleh sinar lampu di depan Wayang
atau dibelakang Operator yang memainkan Wayang dan dinikmati dengan melihat
bentuk bayangan Wayang yang dimainkan serta telah dipantulkan oleh lampu
Tembak.
3. Wayang Kulit
Wayang Kulit dimainkan oleh seorang operator yang disebut Dalang, yang juga berprofesi
sebagai Narator untuk menyampaikan cerita melalui gerakan wayang yang ia
mainkan. Iringan musik yang merdu dibawakan oleh pemusik dengan alat musik
tradisional Indonesia yaitu Gamelan.
Jenis musik yang biasa dimainkan adalah musik Keroncong, dengan tembang lagu sesuai tema yaitu yang
dinyanyikan oleh Beberapa penyanyi Wanita yang disebut Sinden.
5. Reog Ponorogo
Reog ponorogo merupakan salah satu seni tarian di Jawa Timur yang sampai saat ini masih terus di lestarikan. Reog ini merupakan kebudayaan dan kesenian asli Indonesia. Memang budaya dan seni ini sering dikaitkan dengan hal-hal yang berbau mistis, oleh karenanya tak jarang sering dihubungkan dengan dunia
kekuatan spiritual bahkan dunia hitam.
Lepas dari hal itu, Reog Ponorogo ini oleh masyarakat biasanya sering
dipentaskan saat acara pernikahan, khitanan, hari-hari besar nasional, dan juga
festival tahunan yang diadakan oleh pemerintah setempat. Festival yang diadakan
oleh pemerintah tersebut terdiri dari Festival Reog Mini Nasinonal, Festival
Reog Nasional dan juga pertunjukan pada bulan purnama yang bertempat di
alun-alun ponorogo. Sedangkan Festival Reog Nasional itu selalu diadakan saat
akan memasuki bulan Maharam atau yang sering dalam tradisi Jawa itu biasa di
sebut dengan bulan Suro. Pementasan reog ponorogo merupakan rangkaian dari
acara Grebeg Suro atau juga dalam rangka ulang tahun kota Ponorogo.
Komentar
Posting Komentar