Langsung ke konten utama

Naskah Drama Detik-detik Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Prambanan (20/1) Naskah Drama Detik-detik Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (Diambil dari berbagai sumber, oleh Wawan Teamlo) ditulis kembali oleh Atik
ANNOUNCER : 15 Agustus 1945  Para Pemuda  mendesak Golongan Tua untuk memproklamasikan Indonesia gagal,  para pemuda lalu melaksanakan pertemuan di Jalan Cikini 71. Mereka lalu sepakat untuk menculik Soekarno-Hatta dan membawa mereka ke Rengasdengklok.
Wikana              : (mengetuk pintu dengan keras) “Bung Karno, Bung Karno!”
Soekarno           : (membuka pintu) “Iyaa, ada apa?”
Shaleh               : “Anda harus ikut kami ke Rengasdengklok”
Soekarno           : “Untuk apa aku ikut dengan kalian?”
Wikana              : “Ini sudah jadi kesepakatan para pemuda Bung, kami akan membawa anda dan Bung Hatta ke Rengasdengklok”
(IMPROVISASI DIPERBOLEHKAN)
ANNOUNCER : Rombongan pemuda yang membawa Soekarno dan Hatta tiba di Rengasdengklok. Bung Hatta telah sampai terlebih dahulu sebelum Bung Karno. Keduanya dibawa ke sebuah ruangan di dalam rumah Jiaw Kie Song.
Hatta                 : “Sebenarnya apa mau kalian sehingga aku dibawa kemari?”
Soekarni            : “Kami ingin anda dan Bung Karno segera melaksanakan proklamasi (melepaskan tali yang mengikat kedua tangan Hatta)
(Soekarno, Wikana,  Fatmawati masuk ke ruangan)
Hatta                 : “Bung Karno!”
Soekarno           : “Hatta, ternyata kau sudah disini.”
Hatta                 : “Iyaa, mereka membawaku kemari, mereka membawa Fatma dan Guntur juga?”
Soekarno           : “Iyaa Hatta, benar.  Soekarni, ada apa sebenarnya?”
Soekarni            : “Begini Bung, kami ingin anda berdua segera memproklamasikan kemerdekaan kita. Jepang sudah menyerah Bung, ini saat yang tepat untuk kita memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.”
Soekarno           : “Mengapa kau begitu mudah percaya kabar itu Karni? Jepang pasti akan memerdekakan kita. Tapi bukan sekarang.”
Wikana              : “Saya tidak setuju dengan itu Bung, kami para pemuda ingin kemerdekaan atas jerih payah kami sendiri, bukan karena hadiah dari Jepang.”
Soekarni            : “Itu benar Bung, bila kita merdeka atas hadiah Jepang, maka kita adalah bentukan Jepang, kita bisa dijajah lagi Bung.”
ANNOUNCER : 17 Agustus 1945 dini hari. Di ruang makan dalam rumah Laksamana Maeda, berkumpullah Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Ahmad Soebardjo, Soekarni, Sayuti Melik dan BM. Diah untuk merumuskan naskah proklamasi.
Soekarno           : “Saudara-saudara, bagaimana bunyi naskah proklamasi kita ?” (menulis kata “PROKLAMASI” sambil mengejanya)
Soebardjo          : “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.”
Soekarno           : “Baik, sudah saya tulis”
Hatta                 : “Lanjutannya Bung, Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain dilaksanakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.”
Soekarno           : (menulis sambil mengeja)” Jakarta, 17-8-05. Wakil bangsa Indonesia. Yak, sudah selesai, apakah anda semua setuju ?”
Pemuda             : “Setuju”
Hatta                 : “Lalu, siapa yang akan menandatangani naskah ini?”
Soebardjo          : “Bagaimana kalau naskah ini ditandatangani semua yang hadir?”
Soekarni            : “Saya rasa jangan, terlalu banyak. Menurut saya, lebih baik Bung Karno dan Bung Hatta saja yang menandatanganinya atas nama bangsa Indonesia”
Semuanya         : “Setuju.”
Soekarno           : “Sayuti, tolong kau ketikkan naskah ini.”
Sayuti                :”Siap bung.” (keluar untuk mengetik naskah proklamasi)
Hatta                 : “Kapan kita akan melaksanakan proklamasi?”
Soekarno           : “Menurut saya, tanggal 17 adalah tanggal baik. Sebagaimana Al-Quran diturunkan tanggal 17, selain itu dalam sehari semalam orang Islam sholat sebanyak 17 rakaat. Jadi, bagaimana kalau hari ini, Jumat legi, tanggal 17 Agustus ?”
Soekarni            : “Setuju Bung, lebih cepat lebih baik. Pukul berapa kita akan melaksanakannya?”
Hatta                 : “Pukul 10.00 tepat, bagaimana?”
Semuanya         : “Setuju”
Soekarno           : “Saya akan menyuruh Fatmawati untuk menjahit bendera merah putih, tolong siapkan tiangnya.”
  1. Diah : “Baik Bung, tapi dimana kita akan melaksanakannya?”
Soebardjo          : “Di rumah Bung Karno!”
Semuanya         : “Setuju”
(Sayuti masuk membawa naskah yang sudah diketik, memberikannya pada Soekarno)
Sayuti                : “Ini naskahnya Bung, silakan ditandatangani.”
Soekarno-Hatta : “Baiklah” (menandatangani naskah)
Hatta                 : “Diah, tolong perbanyak naskah ini dan sebarkan ke seluruh Indonesia.”
  1. Diah : “Siap bung.” (pergi)
ANNOUNCER : Jumat pagi pukul 10.00, semua orang telah berkumpul di halaman depan rumah Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta untuk mendengarkan pelaksanaan proklamasi. Bung Karno, Bung Hatta, keluar ke serambi depan rumah diikuti Ibu Fatmawati. Bung Karno mendekati mikrofon sebelum membacakan proklamasi dan mengucapkan pidato pendahuluan.
Soekarno           : Saudara-saudara sekalian, saya telah meminta saudara-saudara hadir, disini untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak ada henti-hentinya.Di dalam zaman jepang ini, tampaknya kita menyadarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakikatnya kita tetap menyusun tenaga kita sendiri, tetapi kita percaya pada kekuatan senidiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangannya sendirikan dapat berdiri dengan kuatnya, maka kami tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-muka rakyat Indonesia. Permusyawaratan itu telah seiya- sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang waktunya untuk menyatakan kemerdekaan kita. Saudara-saudara ! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekat itu. Dengarkanlah proklamasi kami.
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
PARA PEMUDA BERSORAK MERDEKA !!! ADA YANG HARU, ADA YANG SENANG ADA YANG BERJOGET

TAMAT

Komentar

  1. Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  2. Saya ivan fauzi wicaksono dari kelas XTPB

    BalasHapus
  3. Ilham aditama i
    X TPC
    Bintabg lima untuk bung karno

    BalasHapus
  4. Yolanda
    Xtpc
    Proses kemerdekaan indonesia

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH XI BAB IV “TIRANI MATAHARI TERBIT”

RANGKUMAN MATERI SEJARAH XI BAB IV  “TIRANI MATAHARI TERBIT” A.        Menganalisis Awal Pemerintahan “Saudara Tua” 1.        Penguasaan Kepulauan Indonesia Sejak pengeboman Pearl Harbour oleh angkatan udara Jepang pada 8Desember 1941, serangan terus dilancarkan ke angkatan laut Amerika Serikat   di Pasifik. Kemenangan pasukan Jepang seolah-olah tak dapat dikendalikan   dan pasukan itu berturut-turut menghancurkan basis militer Amerika. Selain   itu, serangan Jepang juga diarahkan ke Indonesia. Serangan terhadap Indonesia tersebut   bertujuan untuk mendapatkan cadangan logistik dan bahan industri perang,   seperti minyak tanah, timah, dan aluminium. Sebab, persediaan minyak di   Indonesia diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan Jepang selama PerangPasifik. Pada Januari 1942, Jepang mendarat di Indonesia melalui Ambon dan seluruh Maluku Daerah Tarakan di Kalimantan Timur kemudian dikuasai olehJepang bersamaan dengan Balikpapan (12 Januari 1942). Jepang kemudianmenyerang Su

Drama Perundingan Para Pemuda mendesak Sukarno memproklamasikan kemerdekaan

Skenario Cerita: *)Perundingan para pemuda untuk mendesak Sukarno  memproklamasikan  kemerdekaan TOKOH : 1)       JENDERAL TERAUCHI 2)       Ir. SUKARNO 3)       MOH. HATTA 4)       RAJIMAN WEDYODININGRAT 5)       SUTAN SYAHRIR 6)       WIKANA 7)       DARWIS 8)       SUKARNI 9)       DR. BUNTARAN 10)    AHMAD SUBARJO 11)    IWA KUSUMANTRI Narasi: Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang berusaha memberikan Janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia ( 7 September 1945). Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukkan PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai: Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang diketuai Ir. Sukarno dengan wakilnya Drs. Moh. Hatta yang beranggotakan 21 orang . Narasi: 9 Agustus 1945 J. Terauchi memanggil Sukarno, Moh. Hatta, dan Rajiman Wedyodiningrat untuk pergi ke Dalat, Saingon salah satu pusat tentara Jepang. Percakapan: J. Terauchi