Skenario
Cerita:
*)Perundingan para pemuda untuk mendesak
Sukarno memproklamasikan kemerdekaan
TOKOH :
1) JENDERAL TERAUCHI
2) Ir. SUKARNO
3) MOH. HATTA
4) RAJIMAN WEDYODININGRAT
5) SUTAN SYAHRIR
6) WIKANA
7) DARWIS
8) SUKARNI
9) DR. BUNTARAN
10) AHMAD SUBARJO
11) IWA KUSUMANTRI
Narasi: Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa
syarat pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang berusaha memberikan Janji
kemerdekaan kepada bangsa Indonesia ( 7 September 1945).
Pada
tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukkan PPKI
(Dokuritsu Junbi Inkai: Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang diketuai
Ir. Sukarno dengan wakilnya Drs. Moh. Hatta yang beranggotakan 21 orang.
Narasi: 9
Agustus 1945
J.
Terauchi memanggil Sukarno, Moh. Hatta, dan Rajiman Wedyodiningrat untuk pergi
ke Dalat, Saingon salah satu pusat tentara Jepang.
Percakapan:
J. Terauchi : Tuan Karno, Hatta dan Rajiman! ..Coba kalian
kemari sebentar!...
Sukarno : Iya Jenderal. Ada apa Jenderal memanggil kami
bertiga kemari?
Hatta : Adakah tugas untuk kami pak Jenderal?
J.
Terauchi :
Kalian bertiga saya tugaskan untuk pergi ke Dalat. Apakah kalian bersedia?
Rajiman : Maaf Pak, kira-kira ada keperluan apa harus
pergi keDalat?
J. Teauchi : Dalat adalah salah satu pusat tentara Jepang.
Kalian laksanakan saja perintah
saya! Kalian akan mengetahuinya nanti
sesampainya di Dalat.
Sukarno, Hatta, : (dengan
serempak menjawab):…Siap Jenderal. !!!
Rajiman
Narasi: 12
Agustus 1945
Jenderal
Terauchi mengucapkan selamat kepada Sukarno dan Moh. Hatta sebagai Ketua dan
Wakil PPKI.
Percakapan:
J. Terauchi : Selamat datang Tuan!... (menyambut kedatangan Sukarno, Hatta dan Rajiman
yang baru tiba di Dalat)
Sukarno, Hatta : Terima Kasih,Jenderal.
Rajiman
J. Terauchi : Saya ucapkan Selamat kepada Bung Karno dan Bung
Hatta telah terpilih
menjadi Ketua dan Wakil PPKI. Semoga bisa
menjalankan tugas dengan baik.
Sukarno, Hatta : Sekali lagi terimakasih, Jenderal.
J. Terauchi : Bung. Saya menegaskan Jepang akan menyerahkan
kemerdekaan kepada
bangsa Indonesia.
Rajiman : Jenderal, kami akan segera mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia.
Narasi: Sukarno, Hatta dan Rajiman bergegas pergi. Tanggal
14 Agustus mereka bertiga kembali pulang ke Jakarta.
Narasi: Sedangkan para tokoh perjuangan berusaha
mengakses informasi dengan berbagai cara, yaitu menggunakan radio luar negeri
seperti BBC London dengan cara menyembunyikan beberapa radio Gelap yang disegel
oleh Jepang. 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Hal
itu diketahui bangsa Indonesia sehingga itu merupakan kesempatan emas para
pemuda (Golongan Muda) untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan. Sehingga para
pemuda berkeinginan mendesak para tokoh senior untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
15 Agustus
Sutan Syahrir : ..(dari tokoh pemuda yang dengan seksama sedang mendengarkan siaran
Radio).
Apa, Jepang menyerahkan kepada Sekutu!.. Hmm
ini kesempatan bagus
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Narasi: Sutan Syahrir segera menemui muh. Hatta
dikediamannya.
Percakapan:
Hatta : Ada apa bung Syahrir, ada yang penting
rupanya?
Sutan Syahrir : begini,maksud kedatangan saya
kemari ingin menyampaikan berita gembira.
Apakah bung sudah tahu!..Jepang mengalami
kekalahan dengan Sekutu?
Hatta :
Belum, terus…
Sutan Syahrir : Jadi gini bung, ini kesempatan
emas bagi bangsa Indonesia untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan.
Hatta : Jangan terburu-buru bung! semua harus
kita pikirkan matang-matang.
Sutan Syahrir : Ayolah bung. Kenapa merdeka harus
ditunnda-tunda!.. nunggu apa lagi?!
Sukarno : Tidak bisa. saya sependapat dengan bung
Hatta, mari kita konfirmasi dulu
kebenaran berita tersebut.
Narasi: Pukul
22.00 WIB
Kegagalan Sutan Syahrir membujuk
Sukarno dan Hatta mendapatkan kekecewaan bagi tokoh golongan muda. Para pemuda
yang dipimpin Wikana, Sukarni, dan Darwis kembali datang dan memaksa Sukarno di
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Percakapan:
Sukarno : Ada apa ramai-ramai
kemari malam- malam?
Wikana : Bung, kami minta
segera dilaksanakan proklamasi kemerdekaan.
Jangan ditunda lagi!
Darwis :
Betul bung. Jepang sudah habis sekarang. Indonesia harus merdeka
secepatnya.
Sukarni :
Proklamasi harus kita laksanakan paling lambat besok pagi, tanggal 16 Agustus.
Sukarno :
TIDAAAAAAAAAAKKK !!!! dengan muka marah sambil menunjuk lehernya
dan
berkata:…” Ini
goroklah leherku, saudara boleh bunuh saya sekarang juga!!!
Saya
tidak bisa melepas tanggung jawab saya sebagai ketua PPKI, karena itu
akan saya
tanyakan kepada wakil-wakil PPKI besok”….
Narasi: Ketegangan
terjadi dirumah Sukarno. hal ini juga disaksikan antara lain oleh Moh. Hatta,
Dr. Buntaran, Ahmad Subarjo, dan IwaKusumantri.
Bersambung……
kak sambungnya apa ya?
BalasHapus